Rabu, 07 September 2011
9/07/2011 03:15:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Ku tahu kini perasaanmu…
kepadaku..
Sedih..
Saat kau tak yakin kepadaku..
akan cintaku..
Menyerah akan cinta kita..
Tatap mataku dan kau akan tahu..
semuanya yang kurasakan.
Aku bertahan karna ku yakin cintaku kepadamu..
sesering kau coba tuk mematikan hatiku..
takkan terjadi karna ku tahu kau hanya untukku..
aku bertahan ku akan tetap pada pendirianku
sekeras kau coba tuk membunuh cintaku..
dan aku tahu kau hanya untukku…
Tatap mataku dan kau akan tahu…
Semuanya yang kurasakan….
Aku bertahan karna ku yakin cintaku kepadamu..
sesering kau coba tuk mematikan hatiku..
takkan terjadi karna ku tahu kau hanya untukku..
Aku bertahan ku akan tetap pada pendirianku
sekeras kau coba tuk membunuh cintaku..
dan aku tahu kau hanya untukku…
Aku bertahan ku akan tetap pada pendirianku
sekeras kau coba tuk membunuh cintaku..
dan aku tahu kau hanya untukku…
Label:
Lirik Lagu
|
0
komentar
9/07/2011 02:59:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita
Reff:
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa
Sumber : gudanglagu.com
Label:
Lirik Lagu
|
0
komentar
9/07/2011 02:24:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Sekitar pukul 19.30 sholat tarawih selesai di laksanakan. Kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
Sabtu, 28 Mei 2011
5/28/2011 08:51:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
1. Bahan Penulisan Puisi
Bahan puisi adalah realitas kehidupan dan pengalaman kamu sehari-hari. Kamu bisa menulis puisi dari pengalaman-pengalaman itu.
2. Unsur-Unsur Puisi
Ada beberapa unsur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Bunyi:
1) Asonansi / aliterasi
Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata.
Contoh : menemu udara dari lembah utara
Aliterasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata.
Contoh : Berkata benar itu ibadah karena lidah punya Allah
2) Rima awal / akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal atau di akhir kata.
Contoh :
Rima awal : memulai, memulas
Rima akhir : inilah, marilah
3) Persajakan horizontal / vertikal
Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik
atau satu baris.
Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris
yang berbeda.
b. Pilihan kata
1) Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran
ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan.
2) Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
a) pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam baitbait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait.
b) pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam lariklarik.
c) tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.
d) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru, sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain.
e) Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir.
f) Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait.
Sumber: Suwandi, Sarwiji dan Sutarmo. 2008. Bahasa Indonesia 1: Bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 51-53
Bahan puisi adalah realitas kehidupan dan pengalaman kamu sehari-hari. Kamu bisa menulis puisi dari pengalaman-pengalaman itu.
2. Unsur-Unsur Puisi
Ada beberapa unsur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Bunyi:
1) Asonansi / aliterasi
Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata.
Contoh : menemu udara dari lembah utara
Aliterasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata.
Contoh : Berkata benar itu ibadah karena lidah punya Allah
2) Rima awal / akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal atau di akhir kata.
Contoh :
Rima awal : memulai, memulas
Rima akhir : inilah, marilah
3) Persajakan horizontal / vertikal
Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik
atau satu baris.
Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris
yang berbeda.
b. Pilihan kata
1) Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran
ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan.
2) Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
a) pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam baitbait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait.
b) pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam lariklarik.
c) tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.
d) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru, sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain.
e) Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir.
f) Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait.
Sumber: Suwandi, Sarwiji dan Sutarmo. 2008. Bahasa Indonesia 1: Bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 51-53
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
5/28/2011 08:36:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Selain puisi, bentuk karya sastra yang lain yaitu prosa dan drama. Puisi mempunyai bahasa yang khas. Bahasa yang digunakan sangat padat makna. Jika dilihat dari bentuknya, maka puisi terasa lebih ringkas disbanding prosa. Walau ringkas, puisi mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran penyairnya lewat makna yang terkandung dalam kata katanya. Hal terpenting yang harus dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan gagasan
Gagasan dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan daya khayal, dan hasil pemikiran. Berikut ini contoh gagasan yang diperoleh dari pengalaman.
Saat itu aku sedang sendirian di rumah. Ibu yang kutunggu tidak segera pulang. Suasana terasa sepi. Tibatiba terdengar goncangan keras. Aku kaget sekali. Aku berteriak dan lari keluar. Ternyata telah terjadi gempa. Dan aku ternganga. Banyak kerusakan terjadi di sekelilingku.
Dari pengalaman tersebut, kalian dapat menuangkannya dalam bentuk puisi seperti berikut.
Tanah bergetar
Pohon dan jalanan berserakan
Tubuhku menggigil ketakutan
Dengan sisa keberanian
Kusebut nama-Nya
2. Gagasan dari pengamatan
Setiap pagi, aku selalu melalui kebun bunga tetanggaku. Ada yang paling menarik dari kebun itu. Bunga kebun yang berwarna warni. Disudut kebun itu juga ada mawar merah hati. Prosa di atas jika dituangkan dalam bentuk puisi akan menjadi sebagai berikut.
Setiap pagi ku jalan kaki
Ku lewati bunga warna warni
Ada satu menarik hati
Mawar merah hati
3. Gagasan dari daya khayal
Jika aku nanti tumbuh dewasa, aku ingin jadi ilmuwan yang ahli di bidang pertambangan. Dengan penemuanku nanti, akuberharap dapat menutup lubang tanah yang mengeluarkan lumpur tak terkira. Aku ingin mereka yang rumah dan hartanya terendam lumpur, tidak merasa sedih lagi.
Dengan ilmuku
Ku sumbat lumpur bencana itu
Hingga warga desaku
dapat mencangkul lagi
Sumber : Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas
VII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 69-70
1. Menentukan gagasan
Gagasan dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan daya khayal, dan hasil pemikiran. Berikut ini contoh gagasan yang diperoleh dari pengalaman.
Saat itu aku sedang sendirian di rumah. Ibu yang kutunggu tidak segera pulang. Suasana terasa sepi. Tibatiba terdengar goncangan keras. Aku kaget sekali. Aku berteriak dan lari keluar. Ternyata telah terjadi gempa. Dan aku ternganga. Banyak kerusakan terjadi di sekelilingku.
Dari pengalaman tersebut, kalian dapat menuangkannya dalam bentuk puisi seperti berikut.
Tanah bergetar
Pohon dan jalanan berserakan
Tubuhku menggigil ketakutan
Dengan sisa keberanian
Kusebut nama-Nya
2. Gagasan dari pengamatan
Setiap pagi, aku selalu melalui kebun bunga tetanggaku. Ada yang paling menarik dari kebun itu. Bunga kebun yang berwarna warni. Disudut kebun itu juga ada mawar merah hati. Prosa di atas jika dituangkan dalam bentuk puisi akan menjadi sebagai berikut.
Setiap pagi ku jalan kaki
Ku lewati bunga warna warni
Ada satu menarik hati
Mawar merah hati
3. Gagasan dari daya khayal
Jika aku nanti tumbuh dewasa, aku ingin jadi ilmuwan yang ahli di bidang pertambangan. Dengan penemuanku nanti, akuberharap dapat menutup lubang tanah yang mengeluarkan lumpur tak terkira. Aku ingin mereka yang rumah dan hartanya terendam lumpur, tidak merasa sedih lagi.
Dengan ilmuku
Ku sumbat lumpur bencana itu
Hingga warga desaku
dapat mencangkul lagi
Sumber : Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas
VII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 69-70
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
5/28/2011 07:57:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
1. Teknik Menulis Puisi
Ingatkah kamu pengertian puisi? Ayo, ingat kembali pengertian puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan puisi dimunculkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, dalam menulis sebuah puisi perlu diperhatikan hal-hal berikut.
a. Penulis puisi hendaknya dapat mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif.
b. Puisi hendaknya ditulis berdasarkan hal-hal yang menyentuh kesadaran perasaan pembaca/pendengarnya.
c. Penulis puisi hendaknya memikirkan cara penyampaian puisi yang ditulisnya agar lebih mudah dimaknai pembaca/pendengarnya.
2. Contoh Puisi Berdasarkan Peristiwa yang Dialami Seseorang
Cermati contoh puisi di bawah ini!
Puasa Pertama
Puasa pertama
Begitu beratnya
Haus mencekik leherku
Lapar melilit perutku
Tapi, kau tetap bertahan
Karena itu adalah pertanda iman
Aha... beduk magrib kurang satu jam lagi
Perutku sudah minta diisi
Hampir saja aku batalkan
Aku coba tetap bertahan
Akhirnya azan magrib berkumandang
Aku pun berbuka dengan riang
Karya : Laela
Sumber : Kompas Anak, 16 September 2007
Sumber : Susanti; Ratna. 2008. Kompetensi berbahasa Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas
VII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 162-163
Ingatkah kamu pengertian puisi? Ayo, ingat kembali pengertian puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan puisi dimunculkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, dalam menulis sebuah puisi perlu diperhatikan hal-hal berikut.
a. Penulis puisi hendaknya dapat mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif.
b. Puisi hendaknya ditulis berdasarkan hal-hal yang menyentuh kesadaran perasaan pembaca/pendengarnya.
c. Penulis puisi hendaknya memikirkan cara penyampaian puisi yang ditulisnya agar lebih mudah dimaknai pembaca/pendengarnya.
2. Contoh Puisi Berdasarkan Peristiwa yang Dialami Seseorang
Cermati contoh puisi di bawah ini!
Puasa Pertama
Puasa pertama
Begitu beratnya
Haus mencekik leherku
Lapar melilit perutku
Tapi, kau tetap bertahan
Karena itu adalah pertanda iman
Aha... beduk magrib kurang satu jam lagi
Perutku sudah minta diisi
Hampir saja aku batalkan
Aku coba tetap bertahan
Akhirnya azan magrib berkumandang
Aku pun berbuka dengan riang
Karya : Laela
Sumber : Kompas Anak, 16 September 2007
Sumber : Susanti; Ratna. 2008. Kompetensi berbahasa Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas
VII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 162-163
Label:
Bahasa Indonesia
|
2
komentar
5/28/2011 07:44:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Bahan menulis puisi berikut ini, gagasannya berasal dari pengalaman.
Perhatikan contoh berikut ini!
1. Saat itu aku akan berangkat sekolah. Seperti biasanya, aku berjalan kaki karena jarak sekolahku dan rumah tidak terlalu jauh. Jalan yang kulalui ramai sekali, semua kendaraan melewati jalan ini. Bus, mobil pribadi, angkutan umum, sepeda motor, ataupun sepeda biasa. Semua jadi satu. Dan yang paling ramai, ketika harus melewati perempatan itu. Kalau semua tidak mau mengalah, kemacetan tak akan terhindari lagi. Sampai suatu saat ketika aku berjalan, kulihat dari kejauhan seorang nenek akan menyeberangi jalan itu. Kulihat nenek itu sudah maju setengah jalan tetapi tiba-tiba berhenti dan mundur ke belakang ... Dan dari belakang sebuah mobil menyerempet nenek itu. Kulihat nenek itu terjatuh dan kendaraan terhenti, lalu orang-orang mulai mengerumuni tempat itu. (sumber: Penulis)
Jika diubah dalam bentuk puisi!
Seandainya Aku Cepat Berlari
Seandainya aku cepat berlari
Nenek itu tak kan terjatuh
Nenek itu tak kan tersakiti
Aku menyesali kelambananku
Nek, maafkan aku
Tak bisa menolongmu!
Sumber: Penulis
Sumber : Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas VII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 107-108
Perhatikan contoh berikut ini!
1. Saat itu aku akan berangkat sekolah. Seperti biasanya, aku berjalan kaki karena jarak sekolahku dan rumah tidak terlalu jauh. Jalan yang kulalui ramai sekali, semua kendaraan melewati jalan ini. Bus, mobil pribadi, angkutan umum, sepeda motor, ataupun sepeda biasa. Semua jadi satu. Dan yang paling ramai, ketika harus melewati perempatan itu. Kalau semua tidak mau mengalah, kemacetan tak akan terhindari lagi. Sampai suatu saat ketika aku berjalan, kulihat dari kejauhan seorang nenek akan menyeberangi jalan itu. Kulihat nenek itu sudah maju setengah jalan tetapi tiba-tiba berhenti dan mundur ke belakang ... Dan dari belakang sebuah mobil menyerempet nenek itu. Kulihat nenek itu terjatuh dan kendaraan terhenti, lalu orang-orang mulai mengerumuni tempat itu. (sumber: Penulis)
Jika diubah dalam bentuk puisi!
Seandainya Aku Cepat Berlari
Seandainya aku cepat berlari
Nenek itu tak kan terjatuh
Nenek itu tak kan tersakiti
Aku menyesali kelambananku
Nek, maafkan aku
Tak bisa menolongmu!
Sumber: Penulis
Sumber : Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas VII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 107-108
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
5/28/2011 07:28:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Puisi merupakan ungkapan hati. Sumber inspirasi dalam menulis puisi dapat berasal dari bermacammacam hal. Seperti, perasaan kamu, seseorang, keindahan alam, peristiwa yang terjadi, hewan kesayangan, pikiran kamu, khayalan kamu, atau hal-hal yang lain. Pengalaman yang kamu alami pun dapat menjadi sumber inspirasi.
Setelah mendapatkan sumber inspirasi, lalu bagaimana cara menuliskannya menjadi puisi? Menulis adalah merangkai kata-kata. Perbanyaklah kosakatamu sehingga kamu dapat merangkai kata-kata dengan baik dan menulis puisi yang indah. Agar puisi yang kamu tulis menjadi menarik, pergunakanlah imajinasi kamu sekreatif mungkin.
Ketika kamu menulis puisi, bentuk puisi tidak harus berwujud bait demi bait yang terdiri dari beberapa baris. Kamu dapat menulis sesuai dengan keinginanmu sendiri. Kadang-kadang, puisi dibuat dengan wujud atau bentuk tertentu. Seorang penyair dapat menulis puisi ciptaannya seperti prosa atau paragraf. Ada pula yang menulis puisi berbentuk lingkaran, atau bentuk-bentuk lain. Pada umumnya, melalui bentukbentuk puisi tersebut, penyair ingin menyampaikan suatu maksud. Selain itu, ada juga yang sekadar gaya saja tanpa maksud tertentu, hanya untuk membuat puisi yang ditulis terlihat menarik dan berkarya seni.
Bentuk puisi yang bebas menurut keinginan sang penyair tersebut merupakan puisi modern. Dalam puisi lama, penulisan puisi terikat oleh syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat tersebut, antara lain:
1. irama,
2. persamaan bunyi/sajak,
3. pengelompokan baris,
4. pemilihan kata-kata yang tepat,
5. jumlah baris pada setiap bait,
6. banyaknya suku kata pada setiap baris.
Sumber : Indrawati, Dewi dan Didik Durianto . 2008. Aktif berbahasa Indonesia: untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 181
Setelah mendapatkan sumber inspirasi, lalu bagaimana cara menuliskannya menjadi puisi? Menulis adalah merangkai kata-kata. Perbanyaklah kosakatamu sehingga kamu dapat merangkai kata-kata dengan baik dan menulis puisi yang indah. Agar puisi yang kamu tulis menjadi menarik, pergunakanlah imajinasi kamu sekreatif mungkin.
Ketika kamu menulis puisi, bentuk puisi tidak harus berwujud bait demi bait yang terdiri dari beberapa baris. Kamu dapat menulis sesuai dengan keinginanmu sendiri. Kadang-kadang, puisi dibuat dengan wujud atau bentuk tertentu. Seorang penyair dapat menulis puisi ciptaannya seperti prosa atau paragraf. Ada pula yang menulis puisi berbentuk lingkaran, atau bentuk-bentuk lain. Pada umumnya, melalui bentukbentuk puisi tersebut, penyair ingin menyampaikan suatu maksud. Selain itu, ada juga yang sekadar gaya saja tanpa maksud tertentu, hanya untuk membuat puisi yang ditulis terlihat menarik dan berkarya seni.
Bentuk puisi yang bebas menurut keinginan sang penyair tersebut merupakan puisi modern. Dalam puisi lama, penulisan puisi terikat oleh syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat tersebut, antara lain:
1. irama,
2. persamaan bunyi/sajak,
3. pengelompokan baris,
4. pemilihan kata-kata yang tepat,
5. jumlah baris pada setiap bait,
6. banyaknya suku kata pada setiap baris.
Sumber : Indrawati, Dewi dan Didik Durianto . 2008. Aktif berbahasa Indonesia: untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hal 181
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
5/28/2011 07:15:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang masih tumbuh dan berkembang sampai sekarang. Akan tetapi, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami apa isi yang terkandung dalam sebuah puisi. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam karangan prosa. Bahasa dalam puisi menggunakan kata-kata yang bermakna kias dan simbol-simbol tertentu. Selain bahasa, bentuk struktur puisi juga berbeda dengan karya sastra lain karena puisi strukturnya terdiri atas beberapa bait yang tersusun atas beberapa larik.
Menulis puisi sebenarnya mengungkapkan gagasan dalam bentuk puisi. Gagasan itu dilandasi oleh tema tertentu. Oleh karena itu, sebelum menulis sebuah puisi lebih dahulu kita harus menentukan temanya, yaitu pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi. Tema itu kemudian dapat kalian kembangkan dengan menentukan hal-hal apa yang akan dikemukakan dalam puisi. Dalam menulis puisi, kalian harus memilih kata-kata yang tepat, bukan hanya tepat maknanya, melainkan juga harus tepat bunyi-bunyinya dan menyusun kata kata itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis (indah).
Sumber : Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 84
Menulis puisi sebenarnya mengungkapkan gagasan dalam bentuk puisi. Gagasan itu dilandasi oleh tema tertentu. Oleh karena itu, sebelum menulis sebuah puisi lebih dahulu kita harus menentukan temanya, yaitu pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi. Tema itu kemudian dapat kalian kembangkan dengan menentukan hal-hal apa yang akan dikemukakan dalam puisi. Dalam menulis puisi, kalian harus memilih kata-kata yang tepat, bukan hanya tepat maknanya, melainkan juga harus tepat bunyi-bunyinya dan menyusun kata kata itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis (indah).
Sumber : Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 84
Label:
Bahasa Indonesia
|
0
komentar
Rabu, 11 Mei 2011
5/11/2011 08:58:00 PM |
Diposting oleh
Hani |
Edit Entri
by Nur Hanifah
Terimakasih ku ucapkan
Kepada engkau guruku
Jika tak ada engkau,
Aku tak akan sehebat ini
Oh guruku....
Engkau bagaikan bulan,
Yang menerangi bumi di malam hari
Sehingga bumi menjadi terang
Dengan sabar,
Engkau mengajariku membaca
Dan tanpa rasa lelah,
Kau mengajariku menulis
Gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
pantas untukmu
Yang memberantas kebodohan di bumi ini
Langganan:
Postingan (Atom)